Jenis Air Minum yang Dapat Dikonsumsi Penderita Penyakit Autoimun

Photo by Alex Green from Pexels

Oleh: dr. Julianti N. Nemba, dr. Wiji Lestari, MGizi, SpGK
Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM

Penyakit autoimun merupakan suatu kondisi dimana sistem imun tidak mampu membedakan jaringan sehat dengan benda asing berbahaya. Sistem imun yang seharusnya melawan organisme atau senyawa asing maupun jaringan tubuh yang rusak, tidak dapat merespon terhadap infeksi yang disebabkan oleh organisme asing tersebut atau malahan menyerang jaringan tubuh yang sehat. 

Penyebab terjadinya penyakit autoimun belum diketahui dengan pasti. Penyakit autoimun biasanya bersifat herediter. Namun beberapa hal disebutkan dapat memicu terjadinya penyakit aoutimun, seperti iklim, pola makan dan gaya hidup yang buruk, kurang berolahraga, stres tinggi, dan/atau kurang tidur, serta perubahan hormonal pada wanita.

Penyakit autoimun juga dapat dipicu oleh infeksi, seperti infeksi virus, bakteri maupun toksin yang ditemukan dalam makanan & minuman. Berbagai senyawa asing ini, oleh sistem imun yang sehat dan normal, dapat dieliminasi dengan baik. Namun pada seseorang dengan kecenderungan genetik atau kerentanan tertentu, hal ini dapat mencetuskan penyakit autoimun atau memperberat kondisi autoimun yang sudah dialami.

Seorang penderita autoimun harus memperhatikan konsumsi makanan dan minuman dalam hal kandungan gizi maupun kebersihannya. Pemenuhan kebutuhan cairan termasuk aspek yang penting diperhatikan pada penderita autoimun. 
Baca: Pentingnya hidrasi sehat pada penderita autoimun.

Selain jumlah cairan, penting untuk memperhatikan kualitas air minum terutama bagi penderita autoimun yang rentan. World Health Organization (WHO) mengeluarkan panduan untuk manajemen risiko zat-zat yang dapat menurunkan keamanan air minum, yaitu mikroba, zat kimia, dan radioaktif. Air minum yang memenuhi standar kesehatan tidak boleh mengandung mikroorganisme dan parasit, atau senyawa lainnya, dalam jumlah atau konsentrasi yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia.

Beberapa elemen dan logam, seperti selenium, seng, tembaga, dan besi, sebenarnya berperan dalam respon imun humoral dan seluler, berperan sebagai kofaktor untuk enzim-enzim pencernaan dan molekul antioksidan. Namun jumlah mineral-mineral yang masuk dalam tubuh dan akumulasi dalam jaringan tubuh manusia sangat menentukan apakah efeknya bersifat toksik atau bermanfaat. 

Kadar seng, tembaga, mangan, dan besi yang tidak seimbang dihubungkan dengan penurunan aktivitas anti-oksidatif dan multiple sclerosis. Beberapa penelitian juga menemukan bahwa merkuri, nikel, kadmium, timbal, alumunium dan arsenik dapat menimbulkan efek imunotoksik yang menyebabkan respon autoimun. Berbagai mineral tersebut yang secara alami terdapat dalam tanah dan juga dalam air yang berasal dari tanah. 

Oleh karena itu, pengelolaan dan akses kepada air bersih merupakan hal yang penting pada penderita penyakit autoimun. Selain memenuhi kebutuhan air minum dan memperhatikan kebersihannya, penderita penyakit autoimun disarankan untuk memperhatikan kandungan trace elements dalam air minumnya. Pilihlah air minum yang aman dan kadar mineralnya terkontrol sesuai standar, sehingga terhindar dari hal-hal yang dapat memicu kambuhnya penyakit tersebut. Air minum yang memenuhi syarat tersebut dapat dalam bentuk air kemasan maupun air bukan kemasan yang telah melalui proses yang baik.