Bagaimana Hubungan Antara Diabetes dan Ginjal?
Apakah Anda ingin tahu, bagaimana hubungan antara diabetes dan ginjal? Dan bagaimana menjaga kesehatan ginjal pada diabetisi? Dua pertanyaan ini terjawab dalam kegiatan penyuluhan kepada pasien diabetes yang digelar oleh Indonesian Hydration Working Group (IHWG) di Jakarta, Kamis, (12/03/2015).
Acara yang digelar di Klinik Dokter Keluarga FKUI, Kayu Putih, tersebut mengusung tema, “Ingin Tahu Hubungan Antara Diabetes dan Ginjal?”. Kegiatan penyuluhan yang juga digelar dalam rangka Hari Ginjal Sedunia 2015 ini diikuti oleh sekira 75 peserta dari sekitar klinik.
“Pertama, diabetes itu bisa menyebabkan komplikasi ke ginjal. Kedua, mengedukasi masyarakat akan pentingnya fungsi ginjal sehingga harus dijaga agar tidak berdampak pada terganggunya fungsi organ tubuh lainnya,” ujar dr. Dewi.
Selanjutnya, masih dr. Dewi, masyarakat juga harus tahu bagaimana baiknya mengonsumsi air putih yang cukup bagi tubuhnya. “Pastinya mengontrol kadar gula darah dalam tubuh.”
Hal yang sama diungkapkan dr. Pringgodigdo Nugroho, SpPD. Menurutnya, masyarakat harus terus-menerus diedukasi agar bisa mencegah penyakit tersebut. Apalagi katanya, datangnya penyakit ginjal tidak disertai gejala-gejala awal sehingga pasien baru tahu ketika sudah berat (Penyakit Ginjal Kronis/PGK).
“Penyakit ginjal akan bergejala ketika sudah berat. Sudah terlambat, sehingga membutuhkan pengobatan pengganti ginjal, mulai cangkok hingga cuci darah,” jelasnya.
Menurutnya, ketidaktahuan masyarakat akan penyakit ginjal masih sangat tinggi. Untuk itu, pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah harus terjun langsung ke masyarakat dan menjelaskan hal tersebut.
“Pembiayaan untuk pengobatan pengganti ginjal salah satu yang teratas, diantara penyakit jantung dan kanker. Apalagi di era JKN seperti saat ini. Nah, salah satu cara untuk menurunkan pembiayaan ini adalah masyarakat harus diedukasi agar bisa mencegahnya,” terang pengajar divisi ginjal di Faklutas Kedokteran UI ini.
Untuk itu, dr. Pringgodigdo menyarankan agar masyarakat harus sadar dan berinisiatif memeriksakan kesehatannya ke dokter. “Dibandingkan Jantung, atau penyakit lainnya, biasanya ginjal jarang diperiksa ke dokter atau ke laboratorium. Padahal pemeriksaan ginjal sangat sederhana dan tidak mahal.”
Cegah Penyakit Ginjal, Begini Caranya
Sebagaimana diketahui, selama 24 jam ginjal bekerja, menyaring dan membersihkan sekitar 200 liter darah yang melewatinya kemudian membuang kurang lebih 2 liter sisa metabolisme tubuh yang sudah tidak diperlukan dalam bentuk air seni.
dr. Pringgodigdo dalam materinya, bertajuk “Bagaimana Menjaga Kesehatan Ginjal pada Diabetisi?” mengungkapkan sejumlah fakta terkait ginjal. Untuk menjaga kesehatan fungsi ginjal, berikut sarannya:
-
Terapkan gaya hidup sehat (konsumsi makanan bergizi seimbang dengan mengurangi lemak dan asupan garam.
-
Rutin periksa kesehatan ke dokter.
-
Kontrol kadar kolesterol darah
-
Jangan merokok
-
Jangan minum minuman beralkohol
-
Turunkan berat badan ke ideal.
-
Konsumsi air secukupnya (untuk lansia maksimal 1500 cc, dewasa bisa mencapai 2000 cc)
Fakta menarik terkait Penyakit Ginjal Kronis (PGK) di Indonesia, dr. Pringgodigdo memaparkan:
-
1 dari 10 orang dewasa telah mengalami PGK
-
Setengah dari penduduk yang berusia 75 tahun ke atas telah mengalami PGK dalam berbagai stadium
-
Penyakit ginjal dapat terjadi pada seluruh jenjang usia
-
1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 4 perempuan yang berusia antara 65-74 tahun mengalami PGK.
Penyakit ginjal, sebutnya, adalah pembunuh dalam diam. Secara perlahan, penyakit tersebut akan menurunkan kualitas hidup seseorang.
“Nah, bagi Anda yang memiliki tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, riwayat keluarga memiliki penyakit ginjal, berat badan berlebihan, perokok, atau yang berusia 50 tahun ke atas, konsultasikan diri Anda ke dokter,” pungkas dr. Pringgodigdo.
Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Klinik Keluarga, dr. Ahmad Fuady, MSc-HEPL, dan Ketua Departemen Ilmu Kedokokteran Komunitas , FKUI, Dr. dr. Herqutanto, MPH MARS. Peserta yang hadir begitu antuasis dengan beragam pertanyaan ke pemateri di sesi tanya jawab. Saking banyaknya pertanyaan tersebut, panitia pun berinisiatif menampung pertanyaan tersebut untuk kemudian dijawab melalui media sosial dan website. (pio)