Gejala Dehidrasi Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Harus Anda Waspadai

Image source: Andrea Piacquadio on pexels.com
URL: https://www.pexels.com/photo/woman-in-gray-tank-top-showing-distress-3812745/
Tubuh kita memerlukan air untuk dapat berfungsi dengan baik. Hal ini berhubungan dengan fakta bahwa air merupakan komposisi terbesar di dalam tubuh manusia, tepatnya sekitar 60% dari total berat badan pada orang dewasa1.
Di dalam tubuh, air memiliki peran yang sangat penting, antara lain membentuk sel dan komponen utama darah (83%). Selain itu, air juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, pelarut, pelumas dan bantalan, media transportasi, serta media eliminasi sisa metabolisme2.
Ketika status hidrasi tubuh baik, proses metabolisme akan berjalan baik sehingga berbagai fungsi yang disebutkan di atas juga berlangsung optimal. Sebaliknya, saat status hidrasi tubuh terganggu, baik itu karena kekurangan ataupun kelebihan cairan, maka kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan juga akan terganggu.
Apa yang terjadi jika tubuh kekurangan cairan?
Kurang minum dapat mengakibatkan Anda mengalami dehidrasi yang salah satu tandanya ialah warna urin yang keruh. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat melihat warna urin dan mengeceknya dengan kartu PURI (Periksa Urin Sendiri) berikut ini:
Sumber: Instagram @IHWG
Dalam jangka pendek, dehidrasi akan mengakibatkan Anda merasa ‘tidak enak badan’ dengan gejala-gejala seperti3:
- Mulut, bibir, dan mata kering
- Merasa sangat haus
- Pusing atau sakit kepala
- Merasa lelah
- Kurang konsenterasi
Bila tidak segera diatasi, tubuh akan mengalami malfungsi yang ditandai dengan gejala1,4:
- Sulit mengontrol suhu tubuh. Saat Anda dehidrasi, panas tubuh akan terperangkap di dalam sehingga menaikkan suhu inti di dalam tubuh. Kondisi ini membuat tubuh berisiko mengalami heat stroke (serangan panas) yang bisa berakibat fatal.
- Berhenti berkeringat. Hal ini paling terlihat ketika Anda sedang berolahraga. Seharusnya, berolahraga atau bergerak aktif akan membuat Anda keluar banyak keringat. Namun, jika tubuh mengalami dehidrasi berat, hal ini tidak terjadi.
- Jantung bekerja lebih keras. Darah merupakan organ dengan komposisi air paling banyak (83%). Saat dehidrasi, volume darah akan menurun dan pembuluh darah menyempit sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini akan membuat Anda merasakan sakit kepala hingga berisiko mengalami serangan panas.
Jika Anda mulai merasakan gelaja-gelaja di atas, sebaiknya langsung lakukan rehidrasi dengan minum air putih maupun air elektrolit. Bila gejala semakin parah, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat.
Dalam jangka panjang, konsumsi yang tidak tercukupi dapat memunculkan berbagai gangguan kesehatan, antara lain:
- Infeksi saluran kemih. Kondisi ini ditandai dengan berbagai gejala, seperti urin yang keruh atau berdarah, merasa nyeri saat buang air kecil, hingga demam5.
- Chronic kidney disease atau Gangguan Ginjal Kronis. Kondisi ini terutama terjadi pada orang yang amat jarang minum air putih6.
- Batu ginjalSemakin sering minum, semakin sering juga Anda akan berkemih (buang air kecil) sehingga menurunkan risiko terbentuknya batu ginjal7.
Ketika sudah divonis mengidap penyakit-penyakit tersebut, Anda wajib menjalani pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter. Selain itu, Anda juga harus memperbaiki kebiasaan minum untuk memastikan kebutuhan cairan tubuh harian selalu terpenuhi dan mengurangi risiko terjadinya kekambuhan.
Berapa banyak cairan yang harus diminum setiap hari?
Untuk mencegah munculnya dampak dehidrasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang, pastikan Anda selalu mencukupi kebutuhan cairan harian. Kebutuhan cairan tubuh setiap orang bisa berbeda-beda karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti3:
- Jenis kelamin. Kebutuhan cairan antara laki-laki dan perempuan berbeda karena perbedaan komposisi tubuhnya. Kebutuhan cairan laki-laki lebih tinggi daripada kebutuhan perempuan. Pada orang dewasa, kebutuhan laki-laki adalah sebesar 2500ml/hari, sedangkan perempuan membutuhkan cairan sebanyak 2350ml/hari.
- Kebutuhan cairan anak-anak pastinya berbeda dengan orang dewasa. Berdasarkan panduan European Food Safety Authority, anak usia 1-2 tahun memerlukan rata-rata 1200 ml cairan per hari8 atau lebih sedikit dibanding kebutuhan cairan orang dewasa.
- Semakin intens aktivitas, misalnya ketika berolahraga atau bergerak aktif, semakin banyak kebutuhan cairan tubuh kita.
- Kondisi kesehatan tertentu. Saat Anda sakit, misalnya diare atau muntah, Anda perlu minum lebih banyak untuk mencegah dehidrasi akibat kehilangan cairan.
Rata-rata jumlah cairan yang harus kita minum adalah 6-8 gelas per hari. Cairan terbaik yang direkomendasikan ialah air putih atau air mineral, namun Anda juga dapat menghidrasi tubuh dengan segala jenis cairan, seperti susu dan jus (pilih yang bebas gula tambahan).
Anda juga boleh minum teh atau kopi. Namun, perlu diingat bahwa minuman berkafein memiliki efek stimulasi yang dapat menyebabkan tubuh kita menghasilkan urin lebih cepat sehingga mengakibatkan tubuh lebih mudah kehilangan cairan. Keadaan ini mungkin akan mengganggu status hidrasi tubuh, apalagi jika Anda terlalu banyak atau sering minum minuman berkafein3.
- Popkin, Barry M., et al. (2010). Water, Hydration and Health. Nutr Rev. 2010 Aug; 68(8): 439–458. Diakses dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2908954/ [12 November 2021]
- Sulistomo, et al. Status Hidrasi pada Kondisi Umum dan Khusus. 2014. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
- NHS. (2020). The Importance of Hydration. Diakses dari https://www.sath.nhs.uk/wp-content/uploads/2020/12/The-Importance-of-Hydration-Article.pdf [12 November 2021]
- Kementerian Kesehatan RI. (2018). Dehidrasi: Bukan Sekadar Rasa Haus, Fatal Jika Disepelekan. Diakses dari https://promkes.kemkes.go.id/?p=8498 [12 November 2021]
- Tack, I. (2010) ‘Effects of Water Consumption on Kidney Function’, Nutrition Today, 45(6), pp. S37–S40
- Sontrop, J. M. et al. (2013) ‘Association between water intake, chronic kidney disease, and cardiovascular disease: A cross-sectional analysis of NHANES data’, American Journal of Nephrology, 37(5), pp. 434–442. doi: 10.1159/000350377
- Gamage, K. N. et al. (2020) ‘The role of fluid intake in the prevention of kidney stone disease: A systematic review over the last two decades’, Turkish Journal of Urology, 46, pp. S92–S103. doi: 10.5152/tud.2020.20155
- EFSA Panel on Dietetic Products, Nutrition, and Allergies (NDA); Scientific Opinion on Dietary reference values for water. EFSA Journal 2010; 8(3):1459. doi:10.2903/j.efsa.2010.1459. Diakses dari https://www.hydrationforhealth.com/en/why-hydration/everyday-hydration/list-everyday-hydration/article-your-daily-water-requirements/ [12 November 2021]